Saturday, 8 June 2013

KEROKAN


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgevO3FjhPeLD80_ueT3QjmIpQrXplOlUEGEgUHO_yWnOPbKp12nFhuidpHuB2UyFouYFezUla3Cx_FW_jX1upbjh3160NeDeoqzIrAG1lzAF_LnOsGZsTEEtvwyymTct9jteJqPEbZOKM/s1600/sudarso-kerokan-big.jpg
Kerokan adalah sebuah terapi penyembuhan dengan metode menggaruk sembari menekan bagian tubuh terutama permukaan kulit menggunakan benda tumpul seperti uang logam.
Pengobatan tradisional ini menggunakan semacam benda tumpul seperti koin, batu giok, gundu, potongan jahe, potongan bawang, atau benda tumpul lainnya yang digunakan untuk menggosok bagian punggung. Selain benda tumpul tadi, pengobatan kerokan ini juga menggunakan cairan licin seperti minyak telon, minyak olive, minyak kelapa, atau lotion. Cairan licin ini digunakan agar tidak terjadi iritasi atau lecet pada kulit yang dikerok.
Cara untuk mengatasi gejala masuk angin ini 


‘Kerokan’ tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga banyak disukai oleh orang-orang di negara-negara asia lainnya, seperti di Vietnam menyebut kerokan sebagai cao giodi, sedangkan di Kamboja menyebutnya goh kyol, bahkan di China yang terkenal dengan akupunturnya menyebut kerokan dengan gua sua, cuma bedanya orang China memakai batu giok sebagai alat pengerok, bukan kepingan uang logam seperti yang umumnya dipakai di Indonesia.

Cara Kerja

Proses terapi kerokan cukup sederhana, yakni membuat suatu reaksi inflamasi atau radang yang mengakibatkan melebarnya pembuluh darah.Dengan dikerok, terjadilah pelebaran pembuluh darah yang akan melancarkan aliran darah. Jika aliran darah lancar maka lebih banyak oksigen dan nutrisi masuk untuk jaringan otot. Pada proses kerokan, terjadi suatu reaksi inflamasi atau radang. Akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah dan pengeluaran mediator inflamasi. Aliran darah menjadi lancar jika dikerok atau dipijat sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi yang tersedia untuk jaringan otot. Zat-zat yang menyebabkan rasa pegal dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan. Selain itu, juga terjadi rangsangan pada keratinosit dan endotel (lapisan paling dalam pembuluh darah) yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin (POMC). Zat ini merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah beta endorfin.
Pasca kerokan didapatkan peningkatan IL-1 beta, Clq, dan beta endorfin, sementara kadar C3 dan PGE2 justru turun. Penyebab rasa nyeri adalah PGE2 sehingga jika kadar PGE2 diturunkan maka nyeri akan berkurang. Hasil ini menyebabkan berkurangnya nyeri otot, badan terasa segar dan nyaman. Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot juga akan memicu reaksi kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan temperatur tubuh secara ringan, antara 0,5-1oC. Makanya setelah dikerok, badan kita terasa lebih hangat.

 BAHAYANYA KEROKAN

Kerokan pun dinilai ampun untuk mengusir angin yang masuk ke dalam tubuh. Angin yang masuk ke badan biasanya akan membuat badan terasa pegal dan nyeri dan akan terjadi bersin. Oleh karena khasiatnya yang cukup manjur itu, metode pengobatan ini sangat terkenal hingga keluar wilayah Jawa bahkan keluar negeri. Kerokan ini pun dipercaya sebagai bukti nyata dalam perwujutan ilmu Einstein (E=MC2) yang menerangkan bahwa energi muncul karena pergesekan dua benda. Jika permukaan tubuh kita digosok-gosokan dengan tangan atau benda tumpul dengan cepat, maka suhu panas dalan tubuh akan meningkat. Karena meningkatnya panas dalam tubuh, maka akan terjadilah perlebaran pembuluh darah sehingga oksigenasi menjadi lebih baik karena peredaran darah kembali lancar dan rasa sakit ditubuhpun mereda.
Ada beberapa Resiko kalau kita melakukan Pengobatab dengan KEROKAN '' antara lain   :

1. Mengakibatkan Kontraksi Dini
Seperti yang kita tahu bahwa saat dikerok atau dikerik, maka akan terjadi Infamasi. Nah yang menjadi masalah adalah reaksi penolakan terhadap Inflamasi tubuh. Saat terjadi Inflamasi, maka mediator anti Inflamasi akan mengeluarkan suatu zat yang disebut “Cytokines” yang merupakan sel yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Zat ini akan memicu pelepasan Prostaglandin yang bisa menyebabkan kontraksi pada rahim. Oleh sebab itu, bagi ibu-ibu yang sedang hamil sangat dilarang penyembuhan dengan cara dikerok karena bisa mengakibatkan timbulnya kontraksi dini akibat munculnya zat Prostaglandin.

2. Masuknya Bakteri dan Virus
Saat kita mengerok atau mengerik tubuh kita, pori-pori kulit akan terbuka lebar oleh karena efek gesekan kulit dengan benda tumpul maupun karena panas tubuh yang meningkat. Saat pori-pori kita membesar maka akan memudahkan angin masuk kembali ketubuh dengan membawa bakteri dan virus dari udah kedalam tubuh. Memang efeknya tidak akan langsung terasa oleh tubuh kita tapi akan muncul efek dikemudian hari. Sebagian besar orang akan merasa ketagihan saat dikerok dan pasti akan melakukannya lagi saat dia terserang masuk angin. Nah semakin sering kita dikerok dan semakin sering pula pori-pori kita melebar, maka akan semakin banyak juga virus dan bakteri yang masuk kedalam tubuh kita.
Anda sih boleh memilih ingin melakukan pengobatan kerokan atau dengan pengobatan lain. Kerokan memang terbilang sangat murah, bahkan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun. Akan tetapi kita juga perlu mempertimbangkan resiko terburuk untuk kesehatan kita. Jangan sampai karena biayanya murah, Anda jadi ketagihan dan tidak memikirkan efek sampingnya.

SUMBER    : Buku PENGOBATAN/Wikipedia Indonesia


No comments: